Apa Sejarah Kuno di Brunei ? apa hungannya orang brunei dan orang kalimantan ?
Ada bukti arkeologi bahwa manusia modern awal hadir di Kalimantan 40.000 tahun yang lalu. Ini pemukim awal ini kemudian digantikan oleh gelombang berturut-turut migran Austronesia, yang membentuk kelompok-kelompok keturunan etnis dan budaya yang hidup di Kalimantan saat ini, bersama imigran yang lebih baru dari China, Indonesia, Filipina dan India.
Awal Kalimantan kerajaan berada di bawah pengaruh budaya, ekonomi dan politik yang lebih besar Hindu dan Budha kerajaan di kepulauan Indonesia. Ada bukti awal perdagangan dengan India dan China kencan sejauh kembali sebagai abad ke-6, dengan perdagangan kaya kamper, rempah-rempah, kayu berharga dan produk hutan eksotis di daerah yang sekarang zaman modern Brunei.
Munculnya Sultan: The Empire of Brunei
Perdagangan dengan Semenanjung Arab dan dengan para pedagang Muslim India melihat pengenalan Islam ke Brunei. Pada 1405, raja Brunei memeluk Islam dan memerintah sebagai Sultan Muhammad, mendirikan sebuah dinasti yang berlanjut hari ini. Monarki Brunei memiliki perbedaan menjadi dinasti tertua memerintah tak terputus di dunia.
Kedaulatan Brunei mencapai puncaknya pada abad 15 dan 16, ketika menguasai seluruh Kalimantan dan bagian dari Filipina. Kekayaan besar kekaisaran, berasal dari perdagangan internasional, menciptakan kesan yang kuat pada penjelajah Eropa awal. Mereka kembali ke Eropa dengan cerita emas, regalia dan upacara megah.
Eropa Tiba
Dalam abad kemudian, perdagangan menurun dan intrusi kolonial mengikis pengaruh ukuran dan Brunei, terutama setelah kedatangan 1.839 dari James Brooke. Sebuah bahasa Inggris petualang petualang, James Brooke diangkat gubernur, atau Rajah, dari Sarawak, setelah membantu Sultan meletakkan pemberontakan. Namun, ia segera konsolidasi kekuasaan dan mulai memperluas wilayah di bawah kendali Inggris, menciptakan dinasti sendiri "raja-raja Putih" yang memerintah sampai Perang Dunia II.
Selama pemerintahannya mereka, "raja-raja Putih" terus melanggar batas wilayah Brunei, yang juga di bawah tekanan dari perusahaan dagang Inggris yang sudah menguasai masa kini negara bagian Sabah di Malaysia.
Ini dan lainnya perselisihan internal diminta Sultan untuk menerima perlindungan Inggris dan kontrol atas urusan eksternal. Pada tahun 1906, Brunei diserahkan kepada sistem Residen Inggris, memberikan kontrol Inggris atas urusan rumah, kecuali untuk bea cukai dan agama. Dikurangi menjadi sebagian kecil dari ukuran semula dan kekayaan, Brunei melihat kebangkitan keberuntungan ketika minyak ditemukan pada tahun 1929. Kekayaan yang dihasilkan bijaksana dikelola dan dipertahankan, bahkan selama pendudukan bangsa oleh Jepang selama Perang Dunia II. Setelah perang, itu adalah Ali Saifuddien akhir Sultan Omar ', arsitek sejati yang modern Brunei, yang mengatur Brunei di jalur untuk modernisasi.
Modern, Independen Brunei
Sultan hari ini, Yang Mulia Sultan Haji Hassanal Bolkiah, penguasa 29 dari garis keturunannya, dipimpin Brunei untuk kemerdekaannya dari Inggris pada tahun 1984. Selama pemerintahan Mulia, yang cepat program modernisasi, bangunan atas kekayaan minyak negara itu, telah menghasilkan perbaikan dalam kualitas hidup untuk semua Brunei. Sekarang memimpin bangsa ke abad 21, pemerintah Mulia bertanggung jawab untuk pembangunan booming dan ekspansi infrastruktur yang telah berubah Brunei menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang paling maju. Menarik investasi asing, meningkatkan dasar manusia bangsa sumber daya, dan pengembangan pariwisata adalah semua langkah yang Mulia dan pemerintah mempromosikan untuk mempersiapkan bangsa untuk menghadapi tantangan masa depan, ketika minyak dan gas cadangan akan telah habis dan diversifikasi ekonomi akan diperlukan untuk mempertahankan standar yang tinggi dari hidup yang saat ini dinikmati oleh rakyat Brunei.
sumber http://www.bruneitourism.travel/heritage/history.html
Ada bukti arkeologi bahwa manusia modern awal hadir di Kalimantan 40.000 tahun yang lalu. Ini pemukim awal ini kemudian digantikan oleh gelombang berturut-turut migran Austronesia, yang membentuk kelompok-kelompok keturunan etnis dan budaya yang hidup di Kalimantan saat ini, bersama imigran yang lebih baru dari China, Indonesia, Filipina dan India.
Awal Kalimantan kerajaan berada di bawah pengaruh budaya, ekonomi dan politik yang lebih besar Hindu dan Budha kerajaan di kepulauan Indonesia. Ada bukti awal perdagangan dengan India dan China kencan sejauh kembali sebagai abad ke-6, dengan perdagangan kaya kamper, rempah-rempah, kayu berharga dan produk hutan eksotis di daerah yang sekarang zaman modern Brunei.
Munculnya Sultan: The Empire of Brunei
Perdagangan dengan Semenanjung Arab dan dengan para pedagang Muslim India melihat pengenalan Islam ke Brunei. Pada 1405, raja Brunei memeluk Islam dan memerintah sebagai Sultan Muhammad, mendirikan sebuah dinasti yang berlanjut hari ini. Monarki Brunei memiliki perbedaan menjadi dinasti tertua memerintah tak terputus di dunia.
Kedaulatan Brunei mencapai puncaknya pada abad 15 dan 16, ketika menguasai seluruh Kalimantan dan bagian dari Filipina. Kekayaan besar kekaisaran, berasal dari perdagangan internasional, menciptakan kesan yang kuat pada penjelajah Eropa awal. Mereka kembali ke Eropa dengan cerita emas, regalia dan upacara megah.
Eropa Tiba
Dalam abad kemudian, perdagangan menurun dan intrusi kolonial mengikis pengaruh ukuran dan Brunei, terutama setelah kedatangan 1.839 dari James Brooke. Sebuah bahasa Inggris petualang petualang, James Brooke diangkat gubernur, atau Rajah, dari Sarawak, setelah membantu Sultan meletakkan pemberontakan. Namun, ia segera konsolidasi kekuasaan dan mulai memperluas wilayah di bawah kendali Inggris, menciptakan dinasti sendiri "raja-raja Putih" yang memerintah sampai Perang Dunia II.
Selama pemerintahannya mereka, "raja-raja Putih" terus melanggar batas wilayah Brunei, yang juga di bawah tekanan dari perusahaan dagang Inggris yang sudah menguasai masa kini negara bagian Sabah di Malaysia.
Ini dan lainnya perselisihan internal diminta Sultan untuk menerima perlindungan Inggris dan kontrol atas urusan eksternal. Pada tahun 1906, Brunei diserahkan kepada sistem Residen Inggris, memberikan kontrol Inggris atas urusan rumah, kecuali untuk bea cukai dan agama. Dikurangi menjadi sebagian kecil dari ukuran semula dan kekayaan, Brunei melihat kebangkitan keberuntungan ketika minyak ditemukan pada tahun 1929. Kekayaan yang dihasilkan bijaksana dikelola dan dipertahankan, bahkan selama pendudukan bangsa oleh Jepang selama Perang Dunia II. Setelah perang, itu adalah Ali Saifuddien akhir Sultan Omar ', arsitek sejati yang modern Brunei, yang mengatur Brunei di jalur untuk modernisasi.
Modern, Independen Brunei
Sultan hari ini, Yang Mulia Sultan Haji Hassanal Bolkiah, penguasa 29 dari garis keturunannya, dipimpin Brunei untuk kemerdekaannya dari Inggris pada tahun 1984. Selama pemerintahan Mulia, yang cepat program modernisasi, bangunan atas kekayaan minyak negara itu, telah menghasilkan perbaikan dalam kualitas hidup untuk semua Brunei. Sekarang memimpin bangsa ke abad 21, pemerintah Mulia bertanggung jawab untuk pembangunan booming dan ekspansi infrastruktur yang telah berubah Brunei menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang paling maju. Menarik investasi asing, meningkatkan dasar manusia bangsa sumber daya, dan pengembangan pariwisata adalah semua langkah yang Mulia dan pemerintah mempromosikan untuk mempersiapkan bangsa untuk menghadapi tantangan masa depan, ketika minyak dan gas cadangan akan telah habis dan diversifikasi ekonomi akan diperlukan untuk mempertahankan standar yang tinggi dari hidup yang saat ini dinikmati oleh rakyat Brunei.
sumber http://www.bruneitourism.travel/heritage/history.html
